Jumat, 30 November 2012

“ KOIN PENYOK ” ( BERSIAP MENGHADAPI KEHILANGAN )


“ KOIN PENYOK ”

Karya : GW Burns

Alkisah, seorang lelaki keluar dari pekarangan rumahnya berjalan tak tentu arah dengan rasa putus asa. Sudah lama dia menganggur kondisi finansial keluarganya morat-marit. Sementara para tetangganya sibuk memenuhi rumah dengan barang-barang mewah, dia masih bergelut memikirkan cara memenuhi kebutuhan pokok keluarganya – sandang dan pangan. Anak-anaknya sudah lama tak dibelikan pakaian, isterinya sering marah-marah karena tak dapat membeli barang-barang rumah tangga yang layak. Laki-laki itu sudah tak tahan dengan kondisi ini, dan dia tidak yakin bahwa perjalanannya kali ini pun akan membawanya pada keberuntungan, yakni mendapatkan pekerjaan.
          Ketika lelaki itu tengah menyusuri jalanan sepi, tiba-tiba kakinya terantuk sesuatu. Karena merasa penasaran dia merunduk dan mengambilnya. “Uh, hanya sebuah koin kuno yang sudah penyok-penyok,” gerutunya kecewa. Meskipun begitu dia membawa koin itu ke bank. “Uang ini sudah tidak berlaku Pak,” kata seorang teller bank. “Sebaiknya koin ini Bapak bawa saja ke kolektor uang kuno,” kata teller itu memberi saran. Lelaki itupunmengikuti anjuran si teller, membawa koinnya ke kolektor. Beruntung sekali, si kolektor menghargai koin itu senilai 30 dollar.
          Begitu senangnya, lelaki tersebut mulai memikirkan apa yang akan dia lakukan dengan rejeki nomplok ini. Ketika melewati sebuah toko perkakas, dilihatnya beberapa lembar kayu sedang diobral. Dia bisa membuatkan beberapa rak untuk isterinya karena isterinya pernah berkata mereka tak punya tempat untuk menyimpan jambangan dan stoples. Sesudah membeli harga kayu seharga 30 dollar, dia memanggil kayu tersebut dan beranjak pulang.
          Di tengah perjalanan, dia melewati bengkel seorang pembuat mebel. Mata pemilik bengkel sudah terlatih melihat kayu yang dipanggul lelaki itu. Kayunya indah, warnanya bagus, dan mutunya terkenal. Kebetulan pada waktu itu ada pesanan mebel. Dia menawarkan uang sejumlah 100 dollar kepada lelaki itu. Terlihat ragu-ragu di mata laki-laki itu, namun pengrajin itu meyakinkannya dan dapat menawarkannya mebel yangsudah jadi agar dipilih lelaki itu. Kebetulan di sana ada lemari yang pasti disukai isterinya. Dia menukar kayu tersebut dan meminjam sebuah gerobak untuk membawa lemari itu. Dia pun segera membawanya pulang denga perasaan senang.
          Di tengah perjalanan dia melewati perumahan baru. Seorang wanita yang sedang mendekorasi rumah barunya, melongok keluar jendela dan melihat lelaki itu mendorong gerobak berisi lemari yang indah. Si wanita itu terpikat dan menawar dengan harga 200 dollar. Ketika laki-laki itu nampak ragu-ragu, si wanita menaikkan tawarannya menjadi 250 dollar. Lelaki itu pun setuju. Kemudian mengembalikan gerobak ke pengrajin dan beranjak pulang.
          Di pintu desa dia berhenti sejenak dan ingin memastikan uang yang diterima. Ia merogoh sakunya dan menghitung lembaran bernial 250 dollar. Pada saat itu seorang permapok keluar dari semak-semak, mengacungkan belati, merampas uang itu, lalu kabur. Isteri si lelaki kebetulan melihat perampokan tersebut dan berlari mendekati suaminya seraya bertanya, “Apa yang terjadi?engkau baik-baik saja kan?Apa yang diambil oleh perampok tadi?”
          Lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata, “Oh, buak apa-apa. Hanya sebuah koin penyok yang kutemukan tadi pagi”.

Bila kita siap mendapatkan
Sudahkah juga siap kehilangan?

Kamis, 29 November 2012

Impian Kehidupan

Ketika kita mempunyai impian, janganlah kita cepat - cepat untuk menguburnya karena tidak adanya dukungan dari teman - teman terdekat kita. Teruslah berjuang karena yang tau kekuatan kita hanya kita sendiri!!